Tugas Subchapter 4.10

"TROUBLESHOOTING TECHNIQUES"



 

1. Tujuan

  • Mempelajari dan memahami troubleshooting techniques
  • Mensimulasikan rangakaian troubleshooting techniques menggunakan proteus

2. Alat dan Bahan

a. Alat

·         DC voltmeter

Voltmeter dc adalah alat ukur yang berfungsi untuk mengetahui beda potensial tegangan DC antara 2 titik pada suatu beban listrik atau rangkaian elektronika.

b. Bahan

·         Resistor

Resistor merupakan komponen elektronik yang memiliki dua pin dan didesain untuk mengatur tegangan listrik dan arus listrik. Resistor mempunyai nilai resistansi (tahanan) tertentu yang dapat memproduksi tegangan listrik di antara kedua pin dimana nilai tegangan terhadap resistansi tersebut berbanding lurus dengan arus yang mengalir.

·         Transistor

Transistor adalah alat semikonduktor yang dapat digunakan sebagai penguat sinyal, pemutus atau penyambunng sinyal (switching). Transistor memiliki tiga kaki elektroda, yaitu basis, kolektor, dan emitor.Pada rangkaian kali ini digunakan transistor 2SC1162 bertipe NPN. Transistor ini diumpamakan sebagai saklar, yaitu ketika kaki basis diberi arus, maka arus pada kolektor akan mengalir ke emiter yang disebut dengan kondisi ON. Sedangkan ketika kaki basis tidak diberi arus, maka tidak ada arus mengalir dari kolektor ke emitor yang disebut dengan kondisi OFF. Namun, jika arus yang diberikan pada kaki basis melebihi arus pada kaki kolektor  atau arus pada kaki kolektor adalah nol (karena tegangan kaki kolektor sekitar 0,2 - 0,3 V), maka transistor akan mengalami cutoff (saklar tertutup).

·         Power

Digunakan sebagai penyedia sumber energi listrik untuk perangkat-perangkat elektronika dalam hal ini energi listrik tegangan DC.

·         Ground

Berfungsi sebagai penghantar arus listrik langsung ke bumi atau tanah saat terjadi kebocoran isolasi atau percikan api pada konsleting, sebagai proteksi perlatan elektronik sehingga dapat mencegah kerusakan saat terjadi kebocoran tegangan, dan sebagai penetralisir noise (cacat) yang disebabkan oleh daya maupun kualitas komponen tidak standar.

3. Dasar Teori

Troubleshooting Techniques 

Langkah pertama yang dilakukan untuk memperbaiki masalah jaringan adalah memahami karakteristik jaringan tersebut dan memiliki ide yang diharapkan untuk level tegangan dan arus. Untuk bagian aktif dari transistor, pengukuran paling penting adalah level dc dari tegangan basis ke emitor.

Tegangan VBE untuk transistor agar aktif adalah sekitar 0,7V.

Pada gambar 4.57 ujung positif (merah) terhubung ke base terminal untuk transistor npn dan ujung negatif (hitam) ke terminal emitor. Beberapa pembacaan akan sangat berbeda dengan level yang diharapkan yaitu sekitar 0,7V, tetapi yang terbaca seperti 0,4V12V atau negatif sehingga koneksi jaringan harus di periksa.

Untuk transistor pnp, bisa digunakan koneksi yang sama tapi pembacaannya akan mengkasilkan nilai negatif.

Tingkat tegangan yang penting lainnya adalah tegangan dari kolektor ke emitor. Pada karakteristik umum BJT yang level VCE-nya sekitar 0,3V yang disarankan untuk suatu perangkat. Namun:

Untuk transistor penguat agar aktif VCE nya harus sekitar 25% -75% dari VCC.

Untuk VCC = 20V, pembacaan VCE dari 1 – 2V atau 18 – 20V seperti yang diukur pada gambar 4.58 merupakan hasil pengukuran yng tidak biasa kecuali sengaja dirancang untuk respon ini dan operasinya harus diselidiki. Jika VCE = 20V (dengan VCC = 20V) setidaknya ada dua kemungkinan, pertama, perangkat BJT rusak, kedua, memiliki sirkuit yang terbuka antara terminal kolektor dan emitor atau sambungan dalam kolektor – emitor atau loop rangkaian basis – emitor terbuka seperti yang ditunjukkan gambar 4.59 membentuk IC pada 0 mA dan VRC 0V.

Pada gambar 4.59, ujung hitam voltmeter terhubung ke ground dan ujung merah mengarah pada ke terminal bawah resistor. Tidak adanya arus kolektor dan penurunan yang terjadi di RC akan menghasilkan pembacaan 20V. Jika meter terhubung ke terminal kolektor BJT, maka pembacaan akan menjadi 0V karena VCC dihambat oleh sirkuit terbuka. Salah satu kesalahan yang paling umum adalah penggunaan nilai resistansi yang salah. Bayangkan dampak penggunaan resistor 680 ohm untuk RB dibandingkan dengan 680kOhm untuk VCC = 20V dan konfigurasi fixed-bias, arus yang dihasilkan adalah

Dan hasil yang diinginkan adalah 28.4A, perbedaan yang sangat signifikan.

Arus dasar 28.4 mA mungkin akan merusak perangkat. Karena nilai resistor aktual sering berbeda dengan nilai kode warna maka sebelum menggunakannya dalam jaringan lebih baik diukur terlebih dahulu. Dengan begitu, nilai aktual akan lebih dekat dengan nilai teoritis.

Bagaimanapun, salah satu metode yang paling efektif untuk memeriksa pengoperasian jaringan adalah dengan memeriksa level tegangan yang terhubung dengan menghubungkan ujung hitam (negatif) voltmeter ke ground dan ujung merah (positif) ke terminal yang penting. Dalam gambar 4.60 jika ujung merah terhubung langsung ke VCC maka harus membaca VCC karena jaringan memiliki satu landasan bersama untuk parameter suplai dan jaringan. Seperti yang ditentukan oleh penurunan di RC dan VE harus kurang dari VC oleh VCE tegangan kolektor – emitor. Jika VCR dan VRE memiliki nilai yang  wajar tetapi VCE memiliki nilai 0V, kemungkinannya adalah bahwa ada BJT rusak dan terjadi arus pendek antara terminal kolektor dan emitor. Seperti yang disebutkan sebelumnya, jika VCE memilki nilai sekitar 0.3V seperti yang didefenisikan bahwa VCE = VC – VE, jaringan mungkin saturasi dengan perangkat atau mungkin tidak rusak.

Voltmeter VOM atau DMM cukup penting dalam proses troubleshooting. Arus level biasanya dihitung dari level tegangan yang melintasi resistor daripada “memecah” jaringan untuk memasukkan bagian dari milli ammeter dari multimeter. Pada skema besar, level tegangan tertentu di sediakan sehubungan dengan ground untuk mempermudah pengecekan dan mengidentisikasi kemungkinan masalah.

4. Percobaan

a) Prosedur Percobaan

- Siapkan dan susun Komponen(Alat dan Bahan)

- Rangkai komponen

- Buat simulasi pada proteus

- Coba dan terapkan rangkaian

b) Rangkaian






·         Prinsip kerja rangkaian

Troubleshooting Techniques pada rangkaian adalah memasang transistor lalu menghubungkan empat buah resisor yang memiliki nilai hambatan tertentu.Pada prinsipnya Troubleshooting Techniques adalah mengukur nilai tegangan pada tiap tiap resistor yang telah dipasangkan transistor sebagai switching tegangan dan menghitung berapa beda tegangan pada tiap -tiap resistor.

c) Video






·       d) Download file 

Download html

Download rangkaian

Download video

Download datasheet  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bahan Presentasi  Mata Kuliah Elektronika 2021 O L E H Nadya utari 2010951021 Dosen pengampu : Dr.Darwison,M.T Program studi : Teknik Elektr...